Rumah Adat Tongkonan - Budaya Indonesia
Tari Bedhaya Tari Reog Mbaru Niang

Selasa, 24 Oktober 2017

Rumah Adat Tongkonan






Tongkonan adalah rumah adat Toraja dengan bentuk atap menyerupai perahu yang terdiri atas susunan bambu meskipun sekarang ini sebagian Tongkonan sudah menggunakan atap seng. Konon, rumah adat Tongkonan sudah ada sejak jaman dahulu. Istimewanya, dalam membangun tongkonan tidak ada penggunaan unsur logam seperti paku, baut dan lain-lain. Di bagian atap Tongkonan terdapat deretan kepala kerbau yang menggambarkan strata sosial pemilik tongkonan.
Nah miniatur Tongkonan ini merupakan  salah satu kerajinan tangan khas Sulsel  yang diukir dan dibentuk berdasarkan desain asli. Miniatur Tongkonan merupakan cinderamata yang cukup digemari wisatawan baik lokal maupun internasional. Miniatur tersebut dapat dipesan menurut ukuran yang diinginkan pemesannya, mulai dari yang berukuran kecil hingga cukup besar.
Rumah tradisional di Sulawesi Selatan adalah salah satu bangunan yang tergolong unik di Indonesia.   Bangunannya terbuat dari kayu berkualitas tinggi dan mampu bertahan dalam waktu yang sangat lama. Nah, di Taman Miniatur ini kita bisa menjumpai koleksi 27 bangunan rumah tradisional yang mewakili empat etnis di Sulawesi Selatan yakni Bugis, Toraja, Mandar dan Makassar. Sedikitnya ada 23 rumah yang dibangun oleh setiap pemerintah daerah dan empat rumah yang dibangun oleh pemerintah provinsi.
Salah satu rumah tradisional yang sangat menarik perhatian adalah rumah suku Toraja yang disebut dengan tongkonan. Tongkonan berdiri diatas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam dan kuning. Dalam bahasaToraja “tongkonan” berasal dari kata “tongkong” artinya “duduk”. Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan dianggap sangat penting dalam kehidupan spritual Toraja. Menurut cerita, tongkonan pertama kali dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, ia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara besar.
Jenis rumah tradisional lainnya yang mempunyai latar belakang cerita yang menarik adalah rumah tradisional Bugis. Tradisi Bugis menganggap bahwa jagad raya itu bersusun tiga yakni boting langi (dunia atas), ale-kawa (dunia tengah) dan buri-liung (dunia bawah). Ketiga tingkatan itu tercermin dalam bentuk rumah tradisionalnya yang juga menggambarkan hal itu. Bagian-bagian rumah Bugis yang pertama adalah rakkeang yakni loteng diatas badan rumah yang merupakan simbol dunia atas. Watang –pola yakni badan rumah yang menjadi simbol dunia tengah. Bagian terakhir adalah awa-bola yakni kolong rumah yang tidak berdinding sekaligus merupakan simbol dunia bawah. Biasanya ruangan ini digunakan untuk tempat menaruh alat pertanian, kuda, kerbai atau tempat menenun kain sarung.
Rumah-rumah tradisional yang dibangun di Taman Miniatur ini umumnya masih mempertahankan arsitektur asli dan dibangun dengan kayu berkualitas sangat baik. Kompleks ini tertata rapi. Setiap tahunnya pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan sebuah pamerah yang memperlihatkan berbagai kemajuan dalam bidang infrastruktur dan hasil bumi.

Sumber : wikipedia
Refrensi (1) :STIKI Malang
Refrensi (2) :SSC STIKI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar