Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Bidu Hodi Hakdaur - Budaya Indonesia
Tari Bedhaya Tari Reog Mbaru Niang

Jumat, 27 Oktober 2017

Tarian Daerah Nusa Tenggara Timur - Tari Bidu Hodi Hakdaur





Tari Bidu adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini biasanya ditampilkan oleh beberapa penari pria dan penari wanita berbusana adat dan menari dengan gerakan yang sangat khas. Tari Bidu merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Belu. Konon, Tarian ini dulunya digunakan oleh masyarakat di sana sebagai media pencarian jodoh bagi para pemuda dan pemudi.

Sejarah Tari Bidu merupakan tarian tradisional yang berasal dari tradisi adat masyarakat Belu yang sudah diwariskan secara turun temurun. Tarian ini dulunya digunakan masyarakat di sana sebagai media bagi para pemuda dan pemudi, khususnya bagi para remaja yang sudah direstui orang tua mereka atau sudah siap dinikahkan untuk saling mengenal dan memilih jodoh yang mereka inginkan.

Dalam tradisi masyarakat Belu ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh para pemuda dan pemudi sebelum melakukan pernikahan. Pertama, bagi para pemuda dan pemudi yang sudah siap harus melakukan perjanjian dan perencanaan terlebih dahulu, yang disebut dengan Hameno Bidu. Kemudian para pemuda dan pemudi tersebut bertemu di tempat yang sudah ditentukan dan melakukan Tari Bidu dengan disaksikan oleh para warga setempat termasuk orang tua mereka.

Dalam tarian tersebut para pemuda menari satu persatu sambil memilih wanita yang disukainya. Setelah menemukan wanita idamannya, pemuda tersebut kemudian menandai wanita yang dipilihnya. Setelah mereka sama-sama setuju kemudian dilanjutkan dengan proses berikutnya yaitu Hanimak. Hanimak sendiri merupakan suatu proses pengenalan secara etis, romantis dan berbobot yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita atas ijin orang tua mereka.

Setelah menemukan kecocokan, biasanya mereka akan melakukan Binor, yaitu suatu proses saling bertukar dan menyimpan barang masing-masing seperti tempat sirih, kain, pakaian dan lain-lain. setelah tahap tersebut dilalui kemudian kedua belah pihak saling bertemu dan merencanakan prosesi peminangan. Dalam peminangan tersebut biasanya peminang membawa barang yang disebut dengan Mama Lulik. Kemudian dilanjutkan dengan Mama Tebes, yaitu tahap membicarakan dan merencanakan acara pernikahan mereka.

Fungsi Dan Makna Tari Bidu seperti yang dikatakan sebelumnya, Tari Bidu merupakan tarian tradisional yang sering dijadikan sebagai media para pemuda dan pemudi untuk saling mengenal dan memilih jodoh mereka. Dalam tarian tersebut para penari pria dan wanita menari dengan gerakan masing-masing yang menggambarkan pesona yang mereka miliki. Sehingga saat menentukan pilihan jodoh mereka bisa tahu mana yang sesuai dengan keinginan mereka.

Pertunjukan Tari Bidu biasanya ditampilkan oleh beberapa penari wanita dan penari pria. Jumlah penari biasanya terdiri dari 8 atau lebih penari wanita dan 1-2 penari pria. Dalam pertunjukannya biasanya diawali dengan pari berbaris sambil menari memasuki arena. Kemudian beberapa penari wanita menyuguhkan sirih dan pinang yang mereka bawa kepada menonton yang dianggap terhormat. Setelah itu kemudian mereka kembali menari.

Dalam Tari Bidu biasanya gerakan penari pria dan wanita berbeda. Gerakan penari wanita biasanya didominasi dengan gerakan tangan yang lemah lembut dan gerakan kaki jalan ditempat. Dalam gerakan Tari Bidu biasanya juga terdapat gerakan menenun yang dilakukan oleh penari wanita. gerakan-gerakan tersebut dikemas menjadi gerakan yang lemah lembut yang menggambarkan keanggunan seorang wanita.

Sedangkan Penari pria biasanya menari dengan gerakannya yang khas sambil mengelilingi penari wanita. Hal ini menggambarkan penari pria saat memilih wanita yang mereka inginkan. Gerakan penari pria biasanya didominasi dengan gerakan tangan yang direntangkan sambil melakukan gerakan memutar badan.


Sumber : Tradisikita
Refrensi (1) :STIKI Malang
Refrensi (2) :SSC STIKI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar