Struktur dan
Arsitektur Rumah Seperti kebanyakan rumah adat di Indonesia, rumah Boyang juga
merupakan rumah berstruktur panggung yang disusun dari material kayu-kayuan.
Rumah adat Sulawesi Barat ini ditopang oleh tiang-tiang dari kayu balok
berukuran besar setinggi 2 meter. Tiang-tiang tersebut menopang lantai
sekaligus atap rumah. Tiang tidak ditancapkan ke tanah, melainkan ditumpangkan
pada sebuah batu datar untuk mencegah kayu cepat melapuk. Mengingat strukturnya
yang berupa rumah panggung, rumah adat suku Mandar ini juga dilengkapi dengan 2
buah tangga, satu di bagian depan dan satu lagi di belakang rumah.
Tangga-tangga tersebut memiliki anak tangga yang berjumlah ganjil, biasanya
antara 7 sd 13 buah dan dilengkapi dengan pegangan di sisi kanan dan kirinya.
Untuk dinding dan lantai, rumah Boyang menggunakan material papan. Khusus
bagian dinding, papan yang dipasang umumnya adalah papan yang telah diukir
sedemikian rupa sesuai motif khas suku Mandar. Dinding juga dilengkapi dengan
beberapa jendela sebagai pengatur sirkulasi udara ke dalam rumah. Atap rumah
Boyang berbentuk prisma, memanjang dari depan ke belakang menutupi semua bagian
rumah. Atap ini dibuat dari daun rumbia dan dihiasi dengan ornamen-ornamen
khusus seperti tumbaq layar dan ukiran bunga melati ujung bubungan, ukiran
burung atau ayam jantan di ujung atap, dan ornamen teppang di atas bubungan.
ungsi Rumah
Adat Pada masa silam, rumah adat Boyang digunakan sebagai tempat tinggal
masyarakat suku Mandar. Untuk menunjang kegunaan dan fungsi tersebut, rumah
adat Sulawesi Barat ini dibagi menjadi beberapa ruangan yang disebut lotang.
Lotang utama berjumlah 3, yaitu Samboyang, Tangnga boyang, dan Bui Boyang,
sementara lotang tambahan berjumlah 4, yaitu Tapang, Paceko, Lego-lego, dan
Naong Boyang. Samboyang. Ruangan ini berada di bagian rumah paling depan.
Ukurannya cukup lebar dan biasa digunakan sebagai ruang tamu. Jika ada acara
adat ruangan ini juga menjadi ruang utama untuk berkumpul para pria. Tangnga
boyang. Ruangan ini berada di tengah rumah setelah ruang Samboyang. Ukurannya
lebih ruas dan digunakan untuk tempat berkumpul dan melakukan aktivitas di
malam hari bersama keluarga. Bui’ boyang. Ruangan ini berada di bagian rumah
paling belakang. Terdapat beberapa kamar (songi) khusus untuk tidur setiap
penghuni rumah. Ada kamar untuk anak gadis, anak bujang, kakek, nenek, dan
kamar untuk kepala rumah tangga. Masing-masing kamar di ruang Bui Boyang
memiliki ukuran yang beragam. Tapang. Ruangan ini berada di loteng rumah dan
biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang (gudang). Di masa silam,
tapang juga digunakan sebagai kamar calon pengantin. Letaknya yang tersembunyi
menyimbolkan bahwa calon pengantin harus benar-benar dijaga kesuciannya Paceko.
Ruangan ini terletak menyilang dengan bangunan induk dan memiliki lebar yang sama.
Paceko dalam bahasa Indonesia berarti dapur. Oleh karenanya, ruangan ini juga
digunakan untuk tempat memasak dan menyimpan persediaan makanan. Dalam Paceko
juga terdapat ruangan bernama pattetemeangang atau kamar mandi. Lego-lego. Ini
adalah bagian depan rumah yang beratap tapi tak berdinding. Fungsinya sebagai
teras rumah dan digunakan untuk tempat bersantai saat pagi atau sore hari.
Naong boyang. Ruangan disebut juga kolong rumah. Sesuai namanya, ia berada di
bawah lantai rumah dan beralas tanah. Biasanya digunakan sebagai kandang ternak
sekaligus tempat beraktivitas para wanita untuk mengisi waktu luang, misalnya
untuk tempat manette (menenun) kain sarung bagi kaum wanita.
Ciri Khas dan Nilai Filosofi Ada beberapa keunikan yang terdapat dalam gaya arsitektur rumah adat Sulawesi Barat yang bernama rumah Boyang ini. keunikan-keunikan tersebut dapat menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan rumah adat suku Mandar ini dengan rumah adat suku lain di Indonesia. Ciri khas dan keunikan tersebut antara lain: Berupa rumah panggung dengan tiang balok yang berukuran besar. Rumah ini dilengkapi dengan 2 buah tangga yang terdapat di bagian depan dan belakang rumah. Memiliki atap berbentuk pelana yang memanjang dari depan ke belakang menutupi rumah. Dibangun menghadap ke timur (arah matahari terbit) sebagai simbol keselarasan kehidupan. Rumah ini dihiasi dengan ragam ornamen, baik di bagian atap, dinding, plafon, tangga, hingga bagian-bagian lainnya. Ornamen tersebut selain berfungsi sebagai hiasan juga memiliki nilai filosofis yang menjadi identitas sosial kemasyarakatan bagi suku Mandar. Nah, itulah sekilas pemaparan yang dapat kami sampaikan terkait keunikan rumah Boyang khas suku Mandar.
Sumber : adat-tradisional
Refrensi (1):SSC STIKI
Refrensi (2):STIKI Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar